Wednesday, August 15, 2012

Panas Neraka Melebihi Panas Dunia

Publish: "Wednesday, August 15, 2012",

Bayangkanlah, betapa panasnya lahar yang mengalir dari letusan gunung berapi. Kemudian, bayangkan bahwa Anda berada di dalam lahar itu. Nah, ketahuilah bahwa panas dunia ini hanyalah satu bagian dari tujuh puluh panas neraka. Bisakah kita membayangkan pedihnya disiksa dengan api yang lebih panas tujuh puluh kali dari api dunia ini? Sungguh kepedihan yang tak ter...
perikan. Pelaku dosa seringkali merasa tidak berdosa dengan perbuatannya karena ia tidak langsung mendapat hukumannya. Ia merasa bebas dan merdeka berbuat tanpa ada yang akan menghukumnya. Dengan begitu, ia semakin tenggelam dalam dosa dan kesesatannya.

Begitu juga orang yang melihat mereka tanpa ilmu dan iman. Melihat orang-orang jahat dan pendosa tidak mendapatkan hukuman atas perbuatan mereka hal itu akan mendorong mereka untuk ikut langkah mereka, karena keburukan itu gampang menularnya daripada kebaikan. Menularkan keburukan tak perlu kampanye susah payah. Cukup lakukan dan berikan contoh, niscaya akan banyak yang meniru. Sebaliknya, kebaikan harus disebarkan dengan susah payah agar orang mau mengikutinya.


Seseorang mungkin dengan mudah bisa lepas dari hukum manusia atau hukum dunia. Tetapi, ia tidak akan bisa menghindar sama sekali dari hukum Allah di akhirat kelak. Ia tidak akan dapat meminta penangguhan sedikit pun, karena ia telah diberikan penangguhan itu di dunia, namun ia tidak memanfaatkannya. Sesungguhnya Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui akan keadaan hamba-hamba-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari Allah. Maka, janganlah seseorang yang berbuat dosa tetapi belum mendapat azab atas perbuatannya menyangka bahwa Allah tidak tahu atau tidak murka dengan perbuatannya. Jika ia berpikiran demikian, sungguh ia telah tertipu oleh kebodohannya sendiri. Sesungghnya azab dunia itu jauh lebih ringan daripada azab akhirat. Azab akhirat jauh lebih berat dan lebih pedih di luar yang dapat dibayangkan manusia.


Penyesalan di akhirat nanti tidak akan berguna sedikit pun. Penyesalan di dunia adalah suatu awal yang baik untuk kembali ke jalan Allah dan meraih ampunan-Nya.


Perintah bersedekah Separuh biji kurma untuk menghindarkan diri dari Api Neraka adalah perintah dorongan mengeluarkan pengorbanan agar dirinya selamat disisi Allah SWT. Dalam Ramadhan, dimana pelajaran kedermawanan Rosulullah SAW yang lebih meningkat, sebagai cerminan pembebasan dari api neraka, dan diikuti bersama para Shahabat Nabi yang menginfakkan harta besar2an dibulan Ramadhan demi kecintaan mereka terhadap agama Allah, mensyiarkan Al Quran diseluruh muka bumi sebagai konsekuensi penghayatan turunnya Al Quran; Risalah Islam ini


Jika kita berbuat suatu dosa namun tidak mendapat hukumannya, waspadalah akan azab akhirat. Justru seorang mu'min yang diberi hukuman oleh Allah di dunia atas dosa-dosanya, berarti telah bebas dari hukuman akhirat jika ia benar-benar bertaubat.


Setiap amal kebaikan dan keburukan sebesar BIJI ATOM, akan diperhitungkan, seperti yang disebutkan dalam Surah Al Zalzalah, kemudian dalil berikutnya.


Allah SWT berfirman : "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk jannah (surga), padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa malapateka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata: 'Bilakah datangnya pertolongan Allah.' Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amat dekat." (Al-Baqarah: 214).


Mengapa Rasulullah saw dan para sahabatnya harus merasakan penyiksaan, sedangkan mereka berada pada pihak yang benar?


Mengapa pula Allah Ta'ala tidak melindungi mereka, padahal mereka adalah tentara-tentara Allah, bahkan kekasih-Nya berada ditengah-tengah mereka?


Manusia dicipta bukan tanpa tujuan. Allah bermaksud mencipta manusia untuk beribadah kepada-Nya. "Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku." (Adz-Dzariyat: 56). Beribadah itulah tujuan utama penciptaan manusia.


( Risalah Islam )


Dengan demikian, berislam memang (seharusnya) menumbuhkan sikap revolusioner. Konsekuensi berislam, adalah tuntutan memenuhi segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, baik menyangkut ubudiyah mahdlah atau ghairu mahdlah. Juga, ubudiyah harus murni hanya kepada Allah. Dus, harus menolak beribadah kepada selain-Nya, baik dari golongan jin maupun manusia. Hal ini tentu membawa potensi ancaman yang beragam, terutama dari unsur-unsur yang diingkari untuk diibadahi, baik dari golongan jin maupun manusia. Di sinilah maksud taklif menuntut adanya kesiapan menanggung beban dan perlawanan.


( Ujian Dari Allah SWT )


Jadi, memang sejak semula manusia diciptakan untuk siap menanggung beban, ujian, dan cobaan. Karena jannah yang dijanjikan Allah tidaklah gratis, melainkan harus ditebus dengan berislam, lengkap dengan segala konsekuensi yang harus dipenuhi dan resiko yang harus dihadapi.


Lantas apa maksud Allah? bukankah bagi-Nya segala sesuatu mudah jika mengendaki? hanya dengan kalimat kun fayakun(Jadilah! maka akan terjadi), termasuk mudah bagi Allah jika Dia menghendaki Islam tegak di muka bumi, juga mudah bagi-Nya jika mengendaki seluruh manusia memeluk Islam...?


Sengaja Allah tidak membuat semuanya berjalan mulus, Dia bermaksud menguji hamba-hambanya hingga dapat dibuktikan siapa yang mukmin dan siapa yang munafik, siapa yang jujur dan siapa yang dusta? Berislam secara lisan belaka, tanpa ada konsekuensi-konsekuensi tertentu, tentu akan sulit membedakan antara yang sungguh-sungguh dengan yang berpura-pura. Di sinilan relevansi mekanisme ujian dan cobaan bagi seorang hamba.


"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: 'Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?' Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sungguh Allah mengetahui orang-orang yang benar, dan sungguh Allah mengetahui orang-orang yang dusta." (Al-Ankabut: 2--3).


Sama dengan diakhir-akhir Ramadhan ujian kian menyengat, sekeliling para rekan sejawat kita, sibuk menyiapkan kesenangan berhari raya. Banyaknya mereka yang berpaling saaat ini karena ujian juga untuk kita agar bisa melakukan mengajak mereka dan memberikan pencerahan, dan menanamkan pentingnya mengusahakan Ramadhan secara maksimal.


Dipenghujung akhir Ramadhan pahalanya jauh lebih besar, seiring dengan ujian-Nya. Disinilah Rasulullah SAW Berungguh2 beritikaf, menandakan ada keistimewaan dihari2 akhir Ramadhan ini.

Penulis : Arwiesmart ~ Sebuah Blog Informasi dan Berbagai Artikel

Artikel Panas Neraka Melebihi Panas Dunia ini dipublish oleh Arwiesmart pada hari Wednesday, August 15, 2012. Semoga Informasi dan Artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini.

.:: P a s a n g I k l a n ::.

0 comments:

Post a Comment

Untuk para sahabat yang ingin penghasilan halal dan modal Punya Handphone & bisa ber-sms (program ini tidak memotong pulsa dan tidak mengharuskan transfer uang). Silakan bergabung bersama saya. Klik

Bisnis online termudah, Bahkan jika Anda seorang yang awam sekalipun, Anda pasti bisa menjalankan bisnis ini. "Bukan member get member". http://www.idsurvei.com/survei/arwiesmart/ .

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...