Sudah lumrah kita ketahui bahwa Shahabatun Nabi adalah orang yang melihat Rasulullah dalam keadaan Islam, meskipun pertemuannya tidak dalam tempo yang lama. Orang-orang inilah yang oleh Allah disebut langsung dalam al-Qur'an dengan janji surga di akhirat nanti (QS, At-Taubah: 100). Selain itu, orang-orang inilah juga, yang oleh Rasulullah disebut sebagai generasi terbaik, sebagaimana sabdanya; Khairun nas qarni, tsummal ladzi yalunahum, tsummal ladzi yalunahu (sebaik-baik manusia adalah yang ada pada zamanku, kemudian setelah mereka, kemudian setelah mereka).
Betapa mulianya seorang sahabat Nabi. Keutamaannya tidak tertandingi oleh generasi-generasi selanjutnya. Mereka merupakan umat terbaik, masyarakat terbaik, dan generasi terbaik umat Islam. Semua ini bisa dilihat dari perjuangan mereka, bagaimana kesetiaannya dalam menemani, membela, dan melindungi Nabi. Lihat saja bagaimana perjuangan Abu Bakar Shiddiq, Umar ibn Khattab, Usman ibn Affan, Ali ibn Abi Thalib. Mereka dengan setianya mendampingi dan melindungi Nabi sampai mendapatkan gelar Khulafa' al-Rasyidin.
Tak terkecuali para sahabat wanita (shahabiyat) Rasulullah. Mereka juga tidak mau kalah dalam mendampingi dan melindungi Rasulullah. Semuanya mereka korbankan demi Rasulullah, baik harta maupun jiwa (nyawa), seperti yang terkisah dalam buku "Sahabat-Wanita Rasulullah: Kisah Hidup Muslimah Generasi Pertama" karya Mahmud al-Mishri.
Buku ini mengisahkan 20 sahabat wanita Rasulullah dari berbagai latar belakang. Mulai dari yang merupakan kerabat Nabi sampai orang yang pernah memusuhi Nabi, seperti Ummu Ammarah dan Hindun bin Utbah.
Ummu Ammarah adalah salah seorang sahabat wanita Rasulullah yang mempunyai semangat juang tinggi. Dialah yang melindungi Rasulullah di perang Uhud. Ia ikut menghunus pedang dan menjadikan tubuhnya sebagai perisai untuk membentengi Rasulullah dari serangan orang kafir setelah umat Islam mendapat serangan balik. Ia tidak menghiraukan nyawanya sendiri demi keselamatan Rasulullah.
Selanjutnya, Hindun bint Utbah. Ia adalah sahabat wanita yang dulunya sangat membenci Islam. Selama 20 tahun ia memusuhi kaum muslim dan menyakiti Rasulullah. Semua harta ia keluarkan untuk menghalangi manusia dari jalan Allah. Namun, siapa sangka akhirnya wanita ini menjadi salah seorang wanita yang dijanjikan masuk surga semenjak menyatakan keislamannya di hadapan Rasulullah pada penaklukkan Mekkah (hal. 367-390). Pada perang Yarmuk Hindun bint Utbah lah yang menjadi mengobar semangat prajurit Islam, di mana kala itu umat Islam sempat lemah. Begitu beraninya para sahabat wanita Rasulullah dalam membela Islam dan Rasulnya. Walaupun berjihad (berperang) hanya diwajibkan bagi kaum laki-laki, namun bukan halangan baginya untuk bisa ikut berjihad. Tak jarang para sahabat wanita memiliki keinginan untuk bertempur layaknya sahabat laki-laki Rasulullah.
Sejarah mencatat, ketika perang Hunain terjadi, Ummu Sulaim. yang ketika itu sedang hamil, juga ikut menyertai pertempuran. Ummu Sulaim. senantiasa membawa tombak dan berdiri di samping Rasulullah. Ketika ditanya untuk apa tombak ia bawa, ia menjawab bahwa jika orang kafir datang, dia akan melemparkan tombak itu ke perutnya.
Dalam perang Uhud dan Badar, Ummu Sulaim juga merawat pasukan muslim yang sakit dan terluka. Hal ini disaksikan oleh sahabat Anas, bahwa ia melihat Ummu Sulaim dan Aisyah bint Abu Bakar (di medan perang Badar), menyingsingkan bajunya hingga gelang kakinya terlihat. Keduanya memasukkan air ke dalam geriba (tempat air dari kulit), lalu meminumkan air itu ke mulut pasukan muslim yang terluka, kemudian keduanya kembali untuk memenuhi geriba-geriba tersebut dan datang lagi untuk meminumkan air di mulut pasukan muslim (hal. 44).
Dalam buku ini tidak jarang ditemukan pengulangan peristiwa dengan kata, kalimat, dan redaksi yang sama. Hal ini mungkin ada yang berapaggapan bahwa pengulangan itu adalah sisi minus buku ini, dikarenakan sebuah pengulangan dalam sebuah karya adalah pemborosan kata. Tapi lebih dari itu, hemat saya, hal itu wajar dan tidak menjadi sisi minus buku ini, melihat isi dalam buku ini adalah kisah para sahabat wanita Nabi yang satu generasi (generasi pertama), di mana tidak jarang satu sahabat dengan sahabat yang lainnya pernah ada-untuk tidak mengatakan sering-pada satu peristiwa yang sama.
Akhir kata, kisah dalam buku ini, sangat cocok untuk dijadikan teladan perjuangan, lebih-lebih negeri kita ini yang sedang dilanda krisis pemimpin dan publik figur. Semangat dan perjuangan sahabat wanita Rasulullah murni demi Allah dan Rasulnya, tidak demi kepuasan pribadi. Lebih dari itu, buku ini menjadi bukti bahwa betapa Islam tidaklah memarginalkan peran kaum wanita dalam kehidupan. ***
Data Buku
Judul : Sahabat Wanita Rasulullah: Kisah Hidup Muslimah Generasi Pertama
Penulis : Mahmud al-Mishri
Penerjemah : Khalifurrahman Fath
Penerbit : Zaman, Jakarta
Cetakan : I, November 2011
Tebal : 397 halaman
ISBN : 978-979-024-296-8
Harga : Rp. 40.000,00
*Dimuat di Harian Bhirawa (6/1/2012)
0 comments:
Post a Comment