Saturday, June 30, 2012

USIA BUKAN KENDALA BELAJAR TEKNOLOGI

Publish: "Saturday, June 30, 2012",


Rasa takut dalam mengoperasikan peralatan teknologi yang telah menjamur di zaman computeraize ini terkadang masih ada orang-orang yang enggan memanfaatkannya. Rasa Takut ini muncul dikarenakan nilai beli suatu peralatan teknologi masih dibilang cukup mahal dengan asumsi bila terjadi kerusakan akan membutuhkan biaya yang mahal juga. Selain itu teguran atau celaan dari orang-orang disekitarnya dapat menambah enggan menyentuh peralatan teknologi tersebut.
Usia empat puluh tahun keatas bagi semua orang, bukan hal yang mudah untuk belajar mengikuti setiap perubahan sekaligus menguasai suatu peralatan teknologinya. Hal ini tentu sangat jauh berbeda bagi mereka yang termasuk usia produktif dalam bekerja, mereka tentunya berlomba-lomba untuk mempelajari dan menguasai teknologi tersebut, termasuk di dalamnya perolehan prestasi yang dicita-citakan. Kenyataan ini dialami para sebagian guru Taman Kanak-Kanak (TK) di beberapa wilayah kabupaten Nganjuk. Mereka telah cukup lama berkecimpung di dunia pendidikan tetapi sejak awal tidak ada tuntutan untuk menyetuh atau mempelajari hal-hal yang berbau teknologi baik diterapkan saat mengajar atau digunakan untuk membuat bahan laporan.
Kesibukan sebagai guru Taman kanak-Kanak (TK) saat di sekolah, sebagai ibu rumah tangga saat di rumah, dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan lain di luar rumah, membuat para pengajar TK ini sudah merasa terpenuhi semua aktifitas hidup yang dijalaninya. Sadar atau tidak perubahan zaman menuntut lain, dalam era teknologi saat ini atau lebih populer dengan istilah Teknologi Informasi (TI) dengan peralatannya adalah komputer. Hadirnya komputer seharusnya membuat suatu pekerjaan semakin terbantu karena segala aktifitas akan terasa lebih mudah. Selain itu alat komunikasi ini yang interaksinya berlangsung terus menerus, tidak mengenal jarak dan waktu. Hal inilah seharusnya di sadari oleh para pengajar TK seperti pembuatan Rencana Harian Kegiatan (RKH) untuk setiap mengajar, tidak lagi ditulis tangan atau diketik secara manual dengan mesin ketik.
Seperti diketahui pendidikan sepanjang hayat atau lebih dikenal Life Long Education adalah suatu konsep tentang belajar terus menerus dan berkesinambungan (continuing-learning) dari buaian sampai akhir hayat, sejalan dengan fase-fase perkembangan pada manusia. Fase merupakan perkembangan pada masing-masing individu harus dilalui dengan belajar secara terus menurus agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembanganya, maka belajar dimulai dari masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan bahkan masa tua.
Belajar sepanjang hayat dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dimulai dari lingkungan keluarga, pendidikan formal dari kelompok bermain / TK sampai pendidikan tinggi. Bila pendidikan masih dirasa tidak mencukupinya dapat melalui pendidikan non formal guna meningkatkan kompetensi diri seperti yang akan dilakukan para guru TK karena adanya minat dan kemauan untuk terus belajar.
Berawal dari kedatangan wakil utusan bernama Bu Pujiutami,Spd. Msi. dari para guru Taman Kanak-kanak (TK) wilayah Kabupaten Nganjuk menemui Kepala UPTD SKB Nganjuk pada pertengahan bulan Oktober tahun 2011 di kantor SKB. Maksud dan tujuan wakil para guru TK tersebut yakni; agar guru-guru TK yang belum mengenal komputer tetapi berkeinginan belajar supaya SKB menfasilitasi baik secara bimbingan dan pendampingan dalam proses belajarnya. Dra. Elok Wahyu Widayatri, M.Pd selaku Kepala SKB menerima maksud baik utusan guru TK tersebut dengan pengaturan jadual pertemuan di atur sesuai kesepakatan.
Ada beberapa alasan mengapa lembaga SKB yang dipilih oleh para guru TK untuk memenuhi kebutuhan belajarnya, yakni ; Pertama SKB dan TK adalah sama-sama lembaga pemerintah sehingga bila ibu-ibu guru TK belajar komputer tidak merasa malu karena faktor usia dan terlambat untuk belajar, Kedua SKB Nganjuk memiliki nara sumber yang mampu untuk mengajar bidang komputer sesuai keinginan para guru TK, Ketiga SKB Nganjuk yang telah dikenal membantu masyarakat dalam pendidikan non formal juga memiliki sarana dan prasarana komputer dan lainnya sesuai kebutuhan.
Sedangkan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) salah satu tugas pokoknya memberikan percontohan dan pengendalian mutu program pendidikan non formal, antara lain; pemberian motivasi pada masyarakat agar mau dan mampu menjadi tenaga pendidik dalam melaksanakan azas saling membelajarkan, penyusunan dan pengadaan sarana belajar muatan local dan penyediaan sarana dan fasilitas belajar sehingga terciptalah masyarakat yang gemar belajar.
Keterbatasan sarana dan prasarana SKB Nganjuk menyebabkan jumlah peserta terbagi atas 2 kelompok dimana masing-masing kelompok berjumlah 12 orang. Sedangkan jumlah komputer SKB yang tersedia hanya 10 unit maka keterbatasan ini solusinya, bagi peserta yang memiliki laptop atau notebook saat belajar disarankan untuk dibawa agar kegiatan belajar berjalan lancar.
Mengingat yang diajar ini adalah ‘orang tua’ maka metode belajar andragogi dianggap cocok dalam pembelajaran ini sesuai dengan teori Malcolm Knowles, antara lain:
- Konsep diri : para guru TK yang lebih dikenal dengan julukan Bunda karena dalam keseharian adalah mengajar anak-anak usia 5 – 6 tahun. Jadi mereka secara psikologis harus dipandang atau dihargai sebagai sosok seorang Ibu yang selalu dianut oleh anak didiknya dan sekaligus diperlakukan dalam kepribadian yang utuh. Sehingga dalam memberi pelajaran kursus komputer jangan terlalu mengurui atau beorientasi pada pemenuhan target penguasaan materi tetapi lebih pada pemenuhan kebutuhan pengetahuan dan ketrampilan pada masing-masing individu.
- Peranan Pengalaman : Setiap guru TK tentunya memiliki pengalaman yang berbeda-beda karena latar belakang yang berbeda pula, ini yang harus jadi pegangan dalam mengajar. Disamping diketahui bahwa bertambahnya usia akan muncul sifat sering pelupa, sulit untuk belajar dan kemunduran fisik (lihat dan dengar), hal ini yang harus dihilangkan dari pikiran pengajar. Maka yang harus dilakukan seorang pengajar/nara sumber adalah sifat telaten dan kesabaran dalam bimbingan pembelajaran ini,misalnya; sifat lupa para guru TK dapat ditutupi dengan latihan berulang-ulang sampai paham benar suatu materi yang disampaikan. Sulit untuk belajar dengan cara selalu di motivasi dalam belajarnya dan kemunduran fisik bimbingannya jangan terlalu cepat atau terlambat dalam pengajarannya.
- Kesiapan Belajar : Para guru TK yang belajar komputer bukan belajar secara urut dari tahap awal hingga akhir untuk menguasai suatu program komputer, tetapi mereka lebih banyak memilih mana-mana yang harus dipelajari yang sesuai dengan kebutuhan untuk dunia kerjanya. Nara Sumber harus pandai-pandai memilah materi mana yang dibutuhkan untuk dipelajari dan materi mana yang harus ditinggalkan atau tidak dipelajari suatu program komputer.
- Orientasi Belajar : Para guru TK ini kecenderungan memiliki orientasi belajar yang berpusat pada pemecahan permasalahan yang dihadapi (Problem Centered Orientation). Hal ini dikarenakan belajar merupakan kebutuhan untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan keseharian, terutama dalam kaitannya dengan fungsi dan peranan sosialnya. Sehingga para guru TK dalam belajarnya lebih bersifat memanfaatkan waktu secepat mungkin. Sikap nara sumber dalam pengajaran materi computer hendaknya bersifat praktis dan dapat segera diterapkan di dalam kenyataan sehari-hari. Adapun kegiatan kursus ini yang dipilih adalah Mulai pengenal computer, belajar Microsoft Office Word, Microsoft office excel dan Microsoft Office PowerPoint.
Dalam proses Kegiatan belajar ketrampilan komputer, penciptaan suasana yang baik, di mulai dari keterbukaan nara sumber Sehingga para guru TK akan mengembangkan potensi dirinya melalui ungkapan isi hati tanpa rasa takut dan cemas, sekalipun berbeda pendapat dan boleh berbuat salah tanpa para guru TK terancam oleh sesuatu sanksi (dipermalukan, pemecatan, cemoohan, hinaan). suasana belajar yang kondusif akan mendorong para guru TK mau mencoba perilaku baru, berani tampil beda dan mau mencoba pengetahuan baru yang mereka peroleh, misalnya; pengoperasikan komputer tanpa ada tuntunan dari nara sumber. Walaupun sesuatu yang baru mengandung resiko terjadinya kesalahan, namun kekeliruan itu sendiri merupakan bagian yang wajar dari belajar.
Kegiatan swadaya dari para pengajar TK yang rata-rata usianya diatas 40 tahun berjalan baik pada akhirnya mereka sadar bahwa usia bukan suatu kendala untuk belajar suatu teknologi tetapi minat dan kemaunan harus lebih dikedepankan. Seperti kata pepatah dimana ada kemauan di sana pasti ada jalan.*[penulis adalah pamong belajar SKB Nganjuk]
Oleh Dedy Sutjahjono di http://www.bppnfi-reg4.net/index.php/usia-bukan-kendala-belajar-teknologi.html
 

Penulis : Arwiesmart ~ Sebuah Blog Informasi dan Berbagai Artikel

Artikel USIA BUKAN KENDALA BELAJAR TEKNOLOGI ini dipublish oleh Arwiesmart pada hari Saturday, June 30, 2012. Semoga Informasi dan Artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini.

.:: P a s a n g I k l a n ::.

0 comments:

Post a Comment

Untuk para sahabat yang ingin penghasilan halal dan modal Punya Handphone & bisa ber-sms (program ini tidak memotong pulsa dan tidak mengharuskan transfer uang). Silakan bergabung bersama saya. Klik

Bisnis online termudah, Bahkan jika Anda seorang yang awam sekalipun, Anda pasti bisa menjalankan bisnis ini. "Bukan member get member". http://www.idsurvei.com/survei/arwiesmart/ .

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...