Biji Kelor (Moringa Oleifera) yang sering dihasilkan dari pohon kelor yang biasa dianggap masyarakat disini sebagai pohon yang dipercaya bisa mengusir mahluk halus dan membuang benda benda mistik didalam tubuh seseorang yang dianggap memiliki susuk atau kekuatan magis, maklum kepercayaan masyarakat sini yang selalu percaya hal ghaib yang kadang bertentangan dengan akal dan agama.
Pohon kelor.
Cara Pembuatan
Kerugian dan efek penjernihan air dengan biji kelor :
Referensi dan daftar Pustaka :
Al Azharia Jahn, Samia. Traditional Water Purification in Tropical Developing Countries : Existing Methods and Potential Application. Eschborn : GTZ, 1981.
Informasi Lebih Lanjut
Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052,
250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050.
Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.
Semoga berguna.
Biji dari pohon kelor ternyata bisa dimanfaatkan dalam dunia ilmu pengetahuan seperti proses penjernihan air. Dengan beberapa proses dan bahan tambahan lain bisa membantu menjernihkan air. Cara penjernihan ini sangat mudah dan dapat digunakan di daerah pedesaan yang banyak tumbuh pohon kelor.
Bahan-bahannya antara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain. Penjernihan air dengan biji kelor (Moringa Oleifera) dapat dikatakan penjernihan air dengan bahan kimia, karena tumbukan halus biji kelor dapat menyebabkan terjadinya gumpalan (koagulan) pada kotoran yang terkandung dalam air.
Biji pohon kelor
Biji kelor yang sudah kering.
Cara Pembuatan
- Kupas biji kelor dan bersihkan kulitnya.
- Biji yang sudah bersih dibungkus dengan kain, kemudian ditumbuk sampai halus betul. Penumbukan yang kurang halus dapat menyebabkan kurang sempurnanya proses penggumpalan.
- Campur tumbukkan biji kelor dengan air keruh dengan perbandingan 1 biji : 1 lt air keruh.
- Campur tumbukkan biji kelor dengan sedikit air sampai berbentuk pasta. Masukkan pasta biji kelor ke dalam air kemudian diaduk.
- Aduklah secara cepat 30 detik, dengan kecepatan 55-60 putaran/menit.
- Kemudian aduk lagi secara berlahan dan beraturan selama 5 menit dengan kecepatan 15-20 putaran/menit.
- Setelah dilakukan pengadukan, air diendapkan selama 1-2 jam. Makin lama waktu pengendapan makin jernih air yang diperoleh.
- Pisahkan air yang jernih dari endapan. Pemisahan harus dilakukan dengan hati-hati agar endapan tidak naik lagi.
- Pada dasar bak pengendapan diberi kran yang dapat dibuka, sehingga endapan dapat dikeluarkan bersama-sama dengan air kotor.
- Caranya sangat mudah.
- Tidak berbahaya bagi kesehatan.
- Dapat menjernihkan air lumpur, maupun air keruh (keputih-putihan, kekuning-kuningan atau ke abu-abuan).
- Kualitas dan mutu air lebih baik.
- Kuman berkurang.
- Zat organik berkurang sehingga pencemaran kembali berkurang.
- Air lebih cepat mendidih.
Kerugian dan efek penjernihan air dengan biji kelor :
- Kelor tidak terdapat disemua daerah
- Air hasil penjernihan dengan kelor harus segera digunakan dan tidak dapat disimpan untuk hari berikutnya.
- Penjernihan dengan cara ini hanya untuk skala kecil.
Referensi dan daftar Pustaka :
Al Azharia Jahn, Samia. Traditional Water Purification in Tropical Developing Countries : Existing Methods and Potential Application. Eschborn : GTZ, 1981.
Informasi Lebih Lanjut
Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052,
250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050.
Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.
Semoga berguna.
0 comments:
Post a Comment