Cetak
Nganjuk
(beritajatim.com) - Apakah isi buku jihad kelompok Gamis
(Gabungan Masyarakat Islam) yang disita polisi di Ponpes Darul Akhfiya,
Jalan Puntodewo Desa Kepuh Kecamatan Kertosono, Nganjuk?
Menurut Kapolda Jatim, Irjen Pol Hadiatmoko, buku tersebut berisi tentang perbedaan iman dan kafir. Ajaran tersebut juga tertuang dalam keping VCD yang ditemukan di Ponpes yang terletak di belakang SMK PGRI Kertosono tersebut. "Kami menemukan buku jihad di Darul Akhfiya. Buku itu berisi tentangan perbedaan iman dan kafir," kata Hadiatmoko menjelaskan, Selasa (13/11/2012).
Kapolda kemudian mengungkapkan bahwa pihak kepolisian sudah mengamnkan 49 santri Darul Akhfiya. Saat ini, santri yang rata-rata berusia 17 hingga 19 tahun itu ditampung di kantor BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Nganjuk. Langkah itu terpaksa dilakukan untuk menghindari amuk massa.
Pasalnya warga sekitar Ponpes resah dengan aktivitas para santri. Sudah begitu, Ponpes yang seluruh santrinya berasal dari luar kota itu juga sangat tertutup. Nah, hal itulah yang membuat warga curiga. Puncaknya, Senin petang, warga beramai-ramai mendatangi ponpes tersebut guna melakukan penutupan. "Jadi yang melakukan penutupan itu warga, bukan polisi. Karena Darul Akhfiya sangat tertutup," kata Haditmoko.
Nah, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, polisi kemudian mengevakuasi 49 santri itu ke Mapolsek Kertosono. Karena situasi belum kondusif, akhirnya mereka dipindahkan ke Kantor BPBD Nganjuk. "Kami juga masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah kelompok ini mempunyai keterkaitan dengan gerakan teroris di Indonesia," pungkasnya.
Menurut Kapolda Jatim, Irjen Pol Hadiatmoko, buku tersebut berisi tentang perbedaan iman dan kafir. Ajaran tersebut juga tertuang dalam keping VCD yang ditemukan di Ponpes yang terletak di belakang SMK PGRI Kertosono tersebut. "Kami menemukan buku jihad di Darul Akhfiya. Buku itu berisi tentangan perbedaan iman dan kafir," kata Hadiatmoko menjelaskan, Selasa (13/11/2012).
Kapolda kemudian mengungkapkan bahwa pihak kepolisian sudah mengamnkan 49 santri Darul Akhfiya. Saat ini, santri yang rata-rata berusia 17 hingga 19 tahun itu ditampung di kantor BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Nganjuk. Langkah itu terpaksa dilakukan untuk menghindari amuk massa.
Pasalnya warga sekitar Ponpes resah dengan aktivitas para santri. Sudah begitu, Ponpes yang seluruh santrinya berasal dari luar kota itu juga sangat tertutup. Nah, hal itulah yang membuat warga curiga. Puncaknya, Senin petang, warga beramai-ramai mendatangi ponpes tersebut guna melakukan penutupan. "Jadi yang melakukan penutupan itu warga, bukan polisi. Karena Darul Akhfiya sangat tertutup," kata Haditmoko.
Nah, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, polisi kemudian mengevakuasi 49 santri itu ke Mapolsek Kertosono. Karena situasi belum kondusif, akhirnya mereka dipindahkan ke Kantor BPBD Nganjuk. "Kami juga masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah kelompok ini mempunyai keterkaitan dengan gerakan teroris di Indonesia," pungkasnya.
Artikel 
0 comments:
Post a Comment