Menurut sebuah penelitian di Amerika Serikat tanpa pandang agama yaitu ketika semua responden diberi sejumlah uang lalu
dicatat aktifitas otak ketika senang menerima uang. Siapa sih yang tidak senang diberi uang? Para ahli mencatat ada bagian tertentu pada otak yang “menyala” ketika senang menerima uang.
Setelah itu ditanya: uangnya mau dipakai sendiri atau mau didonasikan secara anonim? Responden bebas memilih. Responden yang jawab pakai sendiri uangnya, tidak terjadi apa-apa di otaknya. Tapi hal menakjubkan terjadi pada mereka yang menjawab akan mendonasikan uangnya.
Mereka yang jawab akan mendonasikan uangnya, otaknya kembali “menyala”. Persis di tempat yg sama dengan pada saat mereka senang terima uang.
Kesimpulannya: Sedekah dengan ikhlas memberikan rasa SENANG yg sama dengan ketika menerima uang.
Bisa disimpulkan juga, kesenangan untuk bersedekah (filantropi) berlaku universal.
Jadi jika pada saat tanggal tua seperti sekarang merasa “tidak bahagia” karena kurang/tidak punya uang, BERSEDEKAHLAH. Maka kita akan merasa tanggal muda lagi.
Lalu kata ustadz sedekah bikin kaya, apakah benar? Nah, penelitian neuroecenomics berikutnya menjawab pertanyaan tersebut : Beberapa penelitian lain meneliti hubungan SENANG dgn KAYA. Ribuan mahasiswa baru ditanya apakah mereka termasuk orang yang bahagia atau tidak bahagia. 15-20 thn kemudian, setelah mahasiswa itu lulus & mulai mapan, ditanya kembali berapa penghasilan mereka sekarang. Ternyata, responden yang dulunya MERASA BAHAGIA kini berpenghasilan rata-rata 31% lebih tinggi daripada yang dulunya MERASA TDK BAHAGIA. 300 karyawan di 3 perusahaan berbeda di Amerika disurvey tentang level bahagia mereka lalu diranking & dicatat penghasilannya masing-masing. 18 bulan kemudian ditanya lagi berapa gajinya.
Ternyata, semakin MERASA BAHAGIA, semakin tinggi juga kenaikan penghasilan mereka. Penelitian lain membuktikan, perusahaan dengan CEO yang periang memiliki kinerja keuangan yang lebih baik daripada CEO yang pemurung.
Terbukti secara ilmiah: SEDEKAH –> BAHAGIA–> KAYA
Maka pesan moralnya adalah : jika kita sulit MERASA bahagia, bahagiakanlah orang lain (sedekah), insya Allah kita akan merasakan bahagia.
Kalau Anda mengejar harta agar bisa bahagia, bersiaplah untuk kecewa. Kalau Anda merasa bahagia dengan apa yang ada, bersiaplah untuk kaya.
Seringkali orang islam malas dengan yang namanya sedekah, berbagai alasan digunakan untuk tidak melakukan sedekah. Ada yang beralasan gaji mepet, masih kekurangan dana untuk makan, atau males dan lupa sedekah. Padahal sebenarnya sedekah itu dapat melapangkan rejeki kita. Pendapatannya (income) cuma Rp 2 juta, tapi kok dia bisa bersedekah Rp 5 juta? Ternyata, ini tidaklah seberat yang Anda duga.
Anda juga bisa. Begini caranya: - Pertama, tingkatkan sedekah Anda, minimal 2 kali lipat. - Kedua, ajaklah orang-orang bersedekah, sehingga terkumpul 5 juta, 4 miliar atau jumlah lain yang Anda inginkan. - Begitu jumlah X terkumpul, berarti itu sama saja Anda telah bersedekah senilai X. - Jadi, bukan cuma sholat yang bisa berjemaah. Sedekah juga bisa berjemaah (collective giving). Nah, pastikan saja Anda yang menjadi ‘imamnya’. Istilah lainnya, tangan kanan mengajak tangan kiri untuk bersedekah. Hehehe!
By the way, jangan pernah Anda pusingkan pendapat orang lain yang menuduh Anda riya, ujub, dan sombong. Ah, sejak kapan dia jadi malaikat? Tahu dari mana dia, isi hati Anda? Menurut saya, akan jauh lebih baik Anda: - lupakan malaikat gadungan itu - luruskan niat - teruslah bersedekah - teruslah mengajak orang-orang untuk bersedekah
Sumber: http://www.facebook.com/note.php?note_id=473586755209
0 comments:
Post a Comment