Jamu merupakan obat tradisional yang telah dikenal masyarakat Indonesia secara turun temurun sejak dulu. Meski telah diakui kemanjurannya oleh sebagian masyarakat, secara resmi jamu belum dapat dijadikan resep dokter. Pasalnya, beberapa produk jamu belum mendapatkan saintifikasi atau pembuktian secara ilmiah mengenai manfaat dan keamanannya untuk kesehatan. Karenanya, pemerintah kini sedang melakukan saintifikasi jamu untuk lebih menaikkan pamor jamu hingga ke tingkat dunia.
Proses produksi jamu berbeda dengan obat modern. Itulah sebabnya para dokter di Indonesia belum bisa menjadikan obat tradisional atau jamu sebagai obat yang diresepkan.
Tingginya minat masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi jamu sebagai obat membuat Kementerian Kesehatan terus meneliti khasiat dan efek jamu lewat saintifikasi atau pembuktian jamu secara ilmiah.
Dalam saintifikasi tersebut hal paling mendasar yang harus dilakukan yaitu pencatatan medis yang lengkap dan cermat, pembuktian secara ilmiah bahwa obat tradisional berbahan alami itu memberikan manfaat klinis untuk pencegahan atau pengobatan penyakit, serta tidak menimbulkan efek samping. Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengungkapkan, kementerian kesehatan melakukan saintifikasi jamu karena ingin jamu menjadi tuan rumah di negara sendiri bahkan di tingkat dunia.
Sebagai langkah awal di beberapa tempat di Jawa Tengah, kementerian kesehatan telah memberikan ijin kepada beberapa dokter puskesmas untuk meresepkan obat dengan jamu.
Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan, “Kementerian kesehatan sekarang punya program saintifikasi jamu. Kita ingin agar jamu itu menjadi tuan rumah di negara sendiri, dan nantinya masuk di dalam pelayanan kesehatan Indonesia yang formal.”
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dari Kementerian Kesehatan, Sri Indrawaty mengatakan program saintifikasi jamu telah dilakukan sejak tahun lalu dan masih berlangsung hingga sekarang. Sri menambahkan jamu yang dianjurkan saat ini adalah jamu yang sifatnya pencegahan sekunder seperti jamu untuk memperbaiki kadar gula darah dan memperbaiki kadar kolesterol.
“Sebetulnya ini mengumpulkan bukti empiris,” ujar Sri Indrawaty. “Orang-orang sudah pakai jamu ini dari dulu. Kita melakukan pencatatan yang lebih terstruktur kepada mereka (pengguna jamu), dan kita ikuti selama satu atau dua tahun. “
Kementerian Kesehatan kini sedang melakukan saintifikasi terhadap empat jenis ramuan jamu yaitu ramuan untuk hipertensi atau darah tinggi, ramuan untuk asam urat, kelebihan gula darah dan ramuan untuk kelebihan kolesterol. Saintifikasi jamu akan dilakukan bertahap karena jamu di Indonesia banyak sekali jenisnya.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas tahun 2010 secara nasional 60 persen penduduk Indonesia pernah minum jamu. Di antara mereka, lebih dari 90 persen menyatakan bahwa minum jamu bermanfaat bagi tubuh.
0 comments:
Post a Comment