Berbeda dengan Indonesia, pemerintah Jepang benar-benar menganggap otak adalah sebagai aset bangsa. Wanita hamil di Jepang diberi 2 botol susu gratis yang diletakkan setiap hari di depan rumah agar otak janin berkembang secara optimal. Jadi tak heran bila otak orang Jepang ibarat komputer 'pentium 7'.
"Otak adalah aset, tapi saya belum melihat penyelenggara negara kita memandang manusia Indonesia sebagai aset. Kalau di negara maju, seperti Jepang dimana saya pernah menuntut ilmu, ada program khusus," jelas dr Muhammad Akbar, Sp.S, Ph.D, Ketua Bagian Saraf Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, dalam acara Seminar Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui Brain Development Kemenkes di Hotel Peninsula, Jakarta, Selasa (6/12/2011).
Menurut dr Akbar, di Jepang bila ada wanita yang terdeteksi hamil, maka di depan rumahnya akan dikirimi 2 botol susu setiap hari secara gratis.
"Sehingga tidak mengherankan kalau otak manusia Jepang setara dengan komputer pentium 7," tegas dr Akbar.
Otak manusia terdiri dari 100 miliar hingga 1 triliun sel-sel neuron, yang bila dioptimalkan akan dapat berfungsi dengan sangat luar biasa. Perkembangan otak sangat peka pada masa prenatal (sebelum kelahiran) dan beberapa bulan setelah kelahiran.
Sebelum kelahiran, 250 ribu sel-sel otak terbentuk setiap menit. Pertumbuhan otak pada janin selama kehamilan juga sangat peka pada pengaruh lingkungan, seperti gizi ibu, infeksi, rokok, minuman alkohol, obat-obatan dan bahan toksik lainnya.
"Neuron itu ibarat chip prosesor yang merupakan bagian terpenting dari komputer. Maka jangan biarkan ibu-ibu hamil makan apa adanya. Berikan nutrisi yang baik agar anak-anak Indonesia sebagai penerus bangsa dapat memiliki otak minimal setara dengan 'pentium 5'," lanjut dr Akbar.
Bila dibandingkan, orang Indonesia juga lebih banyak hanya menggunakan otak kanan dan bila ada anak-anak yang memiliki kemampuan lebih pada otak kiri, orangtua di Indonesia cenderung malah 'mematikannya'.
"Di Indonesia orang kebanyakan hanya pakai otak kanan, sedangkan orang Jepang bisa menggunakan otak kanan dan kiri secara seimbang," jelas dr Akbar.
0 comments:
Post a Comment