Inilah Manfaat Olahraga untuk Ibu Hamil

Sebagian wanita hamil mungkin menganggap berolahraga dapat membahayakan kehamilan mereka akibat guncangan atau gerakan yang berasal dari aktivitas fisik. Padahal pada saat yang sama, wanita hamil mengonsumsi makanan dan nutrisi yang lebih banyak dari biasanya demi menunjang kesehatan dirinya dan janin di dalam kandungan.

Nah, dari konsumsi makanan dan nutrisi dengan porsi yang lebih besar daripada ketika sebelum hamil membuat wanita hamil mengalami kenaikan berat badan dengan cepat. Inilah yang harus diwaspadai, karena berat badan berlebih bisa memicu melahirkan bayi yang lebih berat dan besar. Tentunya ini akan menyulitkan dalam proses persalinan, selain juga bisa memicu diabetes.

Untuk itu, menjadi aktif secara fisik selama hamil dapat membantu wanita mengerem pertambahan berat badannya, demikian hasil kajian terhadap beberapa penelitian terbaru.

Dalam kajiannya, para peneliti di Munich, Jerman, menganalisis 12 studi, yang kemudian disimpulkan bahwa wanita yang berolahraga selama hamil mengalami kenaikan berat badan 0,59 kg lebih sedikit daripada wanita yang tidak berolahraga.

Jika dilihat dari angkanya memang tidak cukup signifikan bagi wanita yang sedang mempertimbangkan untuk berolahraga saat hamil, tetapi ada alasan lain untuk melakukannya, kata Dr. Michael Kramer dari McGill University di Montreal.

Penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat memiliki efek positif pada suasana hati (mood) dan sensitivitas insulin pada orang secara keseluruhan, dan tampaknya olahraga tidak memiliki efek negatif pada wanita selama kehamilan. Menurut Kramer, olahraga juga dapat membantu wanita menjaga kondisi pra-kehamilan mereka.

"Wanita yang telah aktif secara fisik dapat melanjutkan kegiatan ini, dan wanita yang belum dapat segera memulai aktif berolahraga. Dan ingat, wanita yang aktif berolahraga ini jangan pernah berharap hasil yang besar bagi mereka atau bayi mereka," ujar Kramer.

Ia mengingatkan bahwa wanita hamil yang mengalami penambahan berat badan terlalu banyak berisiko mengalami sejumlah masalah, termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, dan komplikasi persalinan.

Sebuah studi baru-baru ini juga menemukan bahwa wanita yang mengalami penambahan berat badan lebih banyak selama kehamilan akan melahirkan bayi yang lebih berat, yang pada gilirannya mereka akan lebih cenderung menjadi gemuk saat dewasa. Mereka juga lebih rentan terhadap kanker, alergi, dan asma.

Untuk mengetahui apakah program olahraga dapat membantu wanita hamil menghindari masalah yang berasal dari kenaikan berat badan terlalu banyak, Ina Streuling dari Ludwig-Maximilians University of Munich dan koleganya mengkaji data dari 12 studi yang mengamati pengaruh intervensi olahraga pada wanita selama kehamilan.

Secara kolektif, penelitian ini membandingkan lebih dari 1.000 wanita hamil, beberapa di antara mereka secara acak ditugaskan untuk mengikuti program olahraga.

Program ini mendorong wanita hamil untuk berolahraga sekitar tiga kali sepekan, hingga satu jam untuk melakukan aerobik, berlari, bersepeda atau latihan memperkuat otot, yang dimulai pada trimester pertama atau kedua.

Studi ini tidak menunjukkan hasil yang seragam dari program olahraga yang dikaitkan dengan kecilnya penambahan berat badan selama kehamilan, tapi secara keseluruhan, tren data menunjukkan ke arah itu, kata Kramer, yang tidak terlibat dalam kajian itu.

Dan beberapa wanita menalami penurunan berat badan lebih dari angka rata-rata sebesar 0,59 kg, khususnya wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas sebelum hamil.

"Untuk mencegah penambahan berat badan yang berlebihan, wanita hamil harus aktif secara fisik," kata Streuling dalam kajian yang terbit di jurnal kehamilan BJOG.